Pengembangan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik
Berbantuan Etnomatematika dalam Kuliah Etnomatematika
Prof. Dr. Marsigit, M.A. Program Studi Pendidikan Matematika
Salah satu tugas mata kuliah Etnomatematika Prgram Studi Pendidikan
Matematika yaitu mengambil unsur-unsur kebudayaan di sekitar, contohnya di
Keraton Yogyakarta, kemudian membawa objek ke Matematika dalam pembelajaran di
kelas, baik itu dengan Bruner atau dengan Pendekatan Matematika Realistik.
Pembelajaran Matematika Realistik adalah sebuah pendekatan belajar
matematika yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika
dari Freudenthal Institute, Utrecht University di Negeri Belanda. Pendekatan
ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal (1905-1990) bahwa matematika
adalah kegiatan manusia (Bobby Riana). Menurut pendekatan ini, kelas matematika
bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat
siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi
masalah-masalah nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik awal pembelajaran
matematika. Sedangkan untuk langkah-langkahnya dimulai dari matematika konkret
hingga matematika formal adalah sebagai berikut: (1). Matematika konkret atau
dunia nyata, (2). Model konkret yaitu dengan membentuk skema, (3). Model formal
(pembangun pengetahuan), dan (4). Matematika formal. Pada pendekatan
pembelajaran ini bertolak dari masalah-masalah kontekstual, salah satunya yaitu
menggunakan kebudayaan. Meski demikian, tidak setiap konteks merupakan suatu
kebudayaan.
Gambar 1. Langkah-langkah Pendekatan Realistik
Hubungannya Matematika dengan kebudayaan inilah disebut
etnomatematika. Istilah etnomatematika berasal dari kata ethnomathematics, yang
terbentuk dari kata ethno, mathema, dan tics. Awalan ethno mengacu pada
kelompok kebudayaan yang dapat dikenali,
seperti perkumpulan suku di suatu negara dan kelas-kelas profesi di masyarakat,
termasuk pula bahasa dan kebiasaan mereka sehari-hari. Kemudian, mathema disini
berarti menjelaskan, mengerti, dan mengelola hal-hal nyata secara spesifik
dengan menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mengurutkan, dan memodelkan suatu
pola yang muncul pada suatu lingkungan. Akhiran tics mengandung arti seni dalam
teknik. Jadi, Etnomatematika merupakan matematika yang tumbuh dan berkembang
dalam kebudayaan tertentu.
Berikut merupakan contoh penerapan pendekatan realistik matematika
menggunakan kebudayaan yang berasal dari Keraton yaitu roda
kereta dan properti pada Pintu Gerbang Donopratopo yang berbentuk lingkaran
untuk membelajarkan luasnya.
Siswa dapat menentukan luas lingkaran
|
Formal
abstrak
|
|
Bangun-bangun
yang mendekati segitiga itu jumlah luasnya
|
Pembangun
Pengetahuan
|
|
|
Pembentukkan
Skema
|
|
|
Dunia
nyata
|
Pada
contoh penerapan di atas, model roda kereta Keraton dibentuk dalam bentuk skema
dengan dibelah sehingga terbentuk bangun-bangun yang mendekati segitiga untuk
menemukan luasnya. Bangun tersebut memiliki tinggi yaitu
karena setelah dibelah, yang menjadi tinggi
segitiga adalah jari-jari lingkaran. Untuk jumlah alas segitiga yang tidak lain
tidak bukan merupakan keliling lingkaran yang panjangnya. Sehingga ditemukan luas dari bangun tersebut.
Diharapkan
dengan menggunakan pendekatan realistik matematis siswa lebih memahami materi
karena pemodelannya menggunakan obyek yang ada di sekitar siswa dan mudah
dipahami. Di samping itu, dengan menggunakan bantuan etnomatematika, diharapkan
pula siswa akan lebih mengenal kebudayaan di sekitarnya.